Diwajibkan BGN, Koki Dapur MBG di Bondowoso Ikuti Uji Sertifikasi Kompetensi

Jurnalis :Ubay

Bondowoso, BERITALIMA.ID – Yayasan Al Hidayah yang menaungi empat dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bondowoso menggelar uji kompetensi bagi para juru masak Makan Bergizi Gratis (MBG), Sabtu (18/10/2025) bertempat di SPPG Dadapan Grujugan.

Pemilik yayasan Al Hidayah, H. Slamet Gusti Purwanto mengatakan, uji kompetensi ini untuk memastikan juru masak di dapur MBG telah bersertifikasi secara profesional.

Menurutnya, sertifikasi ini diperlukan untuk menjamin standar keamanan pangan, higienitas, dan efisiensi dalam pengolahan makanan.

Sesuai dengan SOP yang dikeluarkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) baru-baru ini dan sejalan dengan program pemerintah yang mewajibkan adanya juru masak bersertifikat,” kata Slamet.

Uji kompetensi ini melibatkan praktik memasak dan wawancara untuk menilai kemampuan teknis dan kepatuhan pada standar profesional.

Uji kompetensi sertifikasi nantinya akan dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) Food and Beverage dengan skema pengolahan masakan Indonesia.

H. Slamet menjelaskan bahwa kegiatan sertifikasi ini menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Jana Dharma Indonesia Yogyakarta, sebagai penguji sertifikasi spesialisasi di pengolahan masakan Indonesia.

Kami sengaja menghadirkan lembaga profesional untuk memberikan referensi dan menguji kompetensi para juru masak, kami juga mengajak beberapa SPPG lain untuk ikut serta,” ujar Slamet.

Sementara itu asesor penguji sertifikasi LSP, Istika Dewi Anindita, menuturkan proses uji kompetensi ada dua tahap yaitu praktek dan wawancara.

Assesor menguji tentang higienitas, keamanan pangan, sejauh apa para relawan dapur MBG mengetahui higienitasi dan prosedur keamanan pangan termasuk keselamatan lingkungan misal terjadi gas bocor.

Setelah uji memasak kemudian wawancara, jadi ada dua tahap,”kata Istika.

Dia menegaskan, proses uji sertifikasi ini yang dinilai bukan hanya memasak dan wawancara saja, tapi pihaknya juga menilainya pasca setelah masak, termasuk kebersihan tempat.

Menurutnya, sertifikasi itu standar minimal chef atau juru masak, bukan hanya dari cara masaknya, tapi bagaimana menyajikan dengan keamanan pangan.

Jadi kalau masak, sepertinya semua orang bisa, tapi untuk tahu bagaimana makanan layak apa tidak, matang atau tidak, lalu bagaimana membersihkan tempat setelah masak itu kan tidak semua orang bisa,” ucap Istika.

Pasca uji kompetensi ini, Istika berharap semua juru masak kompeten semuanya, sehingga para relawan juru masak MBG ini bisa bekerja maksimal sepenuh hati untuk dapur SPPG.

Sebanyak 14 peserta dari 9 dapur SPPG mengikuti uji kompetensi ini. Mereka berasal dari:

  • SPPG Dadapan Bondowoso
  • SPPG Grujugan Kidul Bondowoso
  • SPPG Rejoagung Bondowoso
  • SPPG Ardisaeng Bondowoso
  • SPPG Kademangan Bondowoso
  • SPPG Pujer Bondowoso

Selain itu, ada peserta dari luar kota yakni SPPG Kendit Situbondo, SPPG Talkandang Situbondo dan SPPG Puger Jember.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *